Posted: 07 Mar 2011 04:49 AM PST
"hujan" aku mengada keatas, mendapati titik-titik air bening bak kristal jatuh membasahi wajahku dengan menggebu-gebu. aku terdiam di tempatku berdiri, merentangkan tanganku dan membiarkan hujan menyapu bebanku, untuk kesekian kalinya ku merasa kepahitan mendapati laki-laki yang menjadi hidupku berbalik arah pada orang yang ku sayang "kakak perempuanku" tanpa belas kasihan mereka bermain di belakangku, lucu sekali. aku benar-benar wanita bodoh yang tak berotak dan di mabuk bualan konyol pria laknat itu. aku memejamkan mataku berharap malaikat maut sudi menghampiriku dan mau menerimaku menjadi bawahannya untuk terbang ke langit meninggalkan dunia kelam ini."tiiiiiiiiinnnnn..!!!" aku merasakan cahaya menerpa tubuhku di iringi suara bising dari mesin yang dingin, inilah saatnya, akhir nya malaikat maut berpihak padaku, beberapa detik yang mencekam begitu mendebarkan buatku, bagaimana rasanya mati? apakah sakit? pertanyaan itu mengiang di kepalaku."woi gadis edan.!! u mau mati ap?! bosan hidup, hah?!" perlahan aku membuka mataku. menormalkan kembali penglihatanku dan menatap lurus ke depan, kehadapan seorang yang seharusnya menjadi malaikat mautku seseorang di atas motor ninja silver berhelm putih serasi dengan sweater putihnya yang basah membalut tubuh tegapnya, sepan gunung yang di kenakannya terlihat begitu pas. aku memandangnya lekat-lekat, dia menghampiriku dengan wajah yang tertutup helm, aku tahu dia sangat melihat kebodohanku, tapi ku tidak perduli. Mataku berkunang-kunang, semuanya terlihat mulai mengabur, suara orang tak terdengar lagi, se,ua jadi begitu sunyi.."BRUAKK" Aku tersungkur ke jalan yang penuh dengan genangan air mata langit yang keruh.**** Hangat dan nyaman itulah yang ku rasa, apa aku sudah berada di alam sana? Semua gelap, aku berjalan dalam kegelapan tanpa arah, aku merasa sebuah kedamaian merasuk ke raga ini. Lama kelamaan aku merasakan sesuatu yang dingin menusuk, menyentuh kulit pipiku dan aku mendengar suara orang asing berbisik lembut di lelingaku.."kembalilah, aku disini untuk menemanimu" Cahaya putih datang dan menggeretku kesebuah tempat yang begitu menyilaukan, aku merasa takut. Ku pejamkan mataku dan perlahan ku buka kembali memastikan cahaya itu menghilang. setelah benar-benar terbuka aku mendapati diriku berada disebuah ruangan yang tidak ku kenali. Tidak lagi di ruang gelap maupun di tempat bercahayayang menyilaukan. Aku di sebuah ruangan kecil dengan penghangat ruangan, dan dinding yang bercat putih polos tanpa hiasan sedikitpun. Aku mencoba bergerak dan duduk, ku layangkan pandanganku ke setiap sudut ruangan hingga mataku terpaku pada seseorang berkulit putih berambut hitam dengan emo style terlelap di sampingku dan terus menggenggam tanganku. Orang yang terasa begitu asing tapi membuat hati ini bergetar dan berdebar sangat kencang. Siapa? Siapa orang ini?! dan dimana aku sekarang?!***** Aku tersentak ketika orang ini bergerak, membuka matanya yang coklat terang dan menguap keras. Orang ini menatapku dengan pandangan yang redup namun menusuk."hoaah... sudah bangun? sudah merasa lebih baikkan? oh ya.! u mw bunuh diri malam itu.!! tindakan yang bodoh.!!" dia menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal dan memarahiku dengan suaranya yang cempreng tapi terdengar berat karena efek dari tidur. Dia duduk jongko di bwah ranjang dan mengulurkan tangannya sambil tersenyum lembut tentunya setelah dia puas memarahiku.."Faira, u?" apa?! orang ini wanita?! tidak..!! dia tidak terlihat seperti wanita, tubuhnya yang kekar, bahunya yang lebar dan tegap, dadanya yang rata, rambut emonya yang berantakkan, suara cemprengnya yang terdengar berat dan wajah tampannya yang dingin tidak menunjukkan bahwa dia perempua.. tidak mungkin.!!"hei.! u bisu ya?!" ku terbangun dari lamunanku dan langsung menjabat tangannya."Windy""ok, u sudah baikkan? kalau udah q akan mengantar u pilang" bicara dengan santainya lalu berdiri seenaknya. Pulang?! aku tidak ingin ke neraka itu saat ini.!"Maaf.!! Izinkan q tinggal disini,.! Orang tuaku sudah tiada, q tidak punya lagi tempat untuk pulang" aku menunduk dan terpaksa mengarang semua cerita bohong ini, aku merasa bersalah tapi tidak ada jalan lain selain merangkai kebohongan ini....***** Sudah 2 bulan ku tinggal disini, aku layaknya seorang ibu rumah tangga yang mengurusi semua keperluan Faira, hahaha.. Faira ternyata lucu dan kadang bertingkah aneh. aku masih tidak percaya jika Faira perempuan.. ^^ Tiap hari aku bersamanya, menatap wajahnya dan berbicara dengannya, akhir-akhir ini. aku mersakan ada sesuatu yang aneh di dalam diriku. aku selalu berdebar tak karuan ketika Faira ada di sampingku atau saat kami berpapasan, bahkan aku merasa tubuhku memanas ketika Faira menyentuhku. Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi perasaan ini begitu menggangguku, membuatku jadi takut to bertemu Faira. aku tidak mau di kira aneh karena perasaan yang menggila ini. Aku tidak berani menatap mata coklat Faira, alhasil aku selalu menghindarinya dan membuat semuanya terasa begitu canggung."kenapa u menghindariku beberapa hari ini? apa ada hal yang salah?" aku terkejut dan refleks menoleh ke belakang, tepatnya ke arah sumber suara. Wajahku merah padam ketika melihat wajah Faira yang begitu dekat dengan wajahku. alu terdiam sejenak dan lari sekencang-kencangnya ke kamarku lalu mengunci pintu kamarku tanpa alasan yang jelas. Ku tau aku semakin terlihat gila, aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi... tapi... aku terduduk lemas, bagai orang yang bodoh. aku menatap keluar jendela. Sejak datang kesini aku sama sekali tidak pernah memikirkan tengtnag perselingkuhan itu lagi bahkan tidak sekalipun terpikirkan cara untuk bunuh diri seperti yang selama ini aku lakukan. Semua sirna karena... Karena aku sadar, aku merasakan sebuah kehangatan disini, aku tidak ingin mengakuinya tapi tidak dapat memungkirinya. Aku hanya dapat menerima kenyataan pahit ini, kenyataan bahwa."Aku mencintai FAIRA"**** Lamunanku terpecah karena getaran hpku. ku membuka dan membaca pesan singkat yang masuk ke hpku."datang n tmui q d pantai pnggiran kota jam 8 mlam nnti, q akn mnunggu hingga u dtang.. Faira" Sms dari Faira.!! Bagaimana ini?! Apa aku harus datang?! tapi jika tidak datang dia akan terus menugguku. Tuhan... Aku harus melakukan apa? Tepat jam 8 malam, kakiku akhirnya melangkah keluar dengan drees putih tipis pemberian FAira dan rambut yang tergerai ku datang menemui FAira. Suasana di pantai malam itu amat sepi, ku melayangkan pandangan ke seluruh penjuruh untuk menemukan Faira. aku melihat sebuah cahaya lilin redup tak jauh dari tempatku, refleks ku jalan mendekat."FAira? ada apa? kenapa meminta q untuk datang ke pantai malam-malam gini?" aku memberanikan diri untuk bicara namun tak ada sedikitpun keberanian untuk menatap wajahnya, Faira menarik tanganku sehingga membuatku terduduk. dia memandang ke pantai yang damai itu dengan pandangan yang amat menyedihkan."q benci pantai" Faira bicara dengan suara lemah dan tetap fokus dengan apa yang dia lihat."kenapa?""karena aq sangat menyukainya" aku terdiam dan sedikit bingung apa maksud dari perkataanya."dan q membenci u" aku terkejut setengah mati, aku ingin menangis, tubuhku hendak berdiri namun kepala Faira lebih dulu mendarat ke bahuku."maaf a..""ssttt.. u tidak usah bicara, u hanya bolej mendengarkan" Dia menggenggam tangan ku erat, dengan tangan yang dingin dan basah. aku tetap tidak memandang Faira, karena ku takut aku akan menangis nantinya."aku membenci u karena ku sangat mencintai u dan ingin memiliki u walau ku tau rasa ini terlarang tapi tetap saj ku mencintai u""DGUAR!" aku merasa petir menyambar tubuhku dengan keras. j.. jadi FAira juga punya perasaan yang sama denganku? d.. dia juga mencintaiku walau kami sama-sama perempuan?!"F.. Fai..." Aku merasakan tangan hangatnya memeluk tubuhku erat seperti orang yang takut kehilangan."q tau u punya rasa yang sama, tapi ku tidak mungkin bisa bersama. bukan karena pandangan orang lain menanggapi hubungan ini, aq tidak perduli dengan pandangan masyarakat, tapi... Semuanya telah di takdirkan. Takdir u dan q, kita tidak di ikat untuk bersama" Aku merasakn nafas Faira yang mulai tersengal dan aku tau dia begitu berdebar-debar karena detang jantungnya begitu terasa.."haa... haa... w.. windy.. I DO LOVE YOU.." Faira memegang wajahku dengan tangannya yang benar-benar dingin dan menatapku dalam."Maafkan q Windy.." Dia tersenyum manis kemudian mencium ujung bibirku lembut, selama beberapa detik dan langsung jatuh ke dalam pelukanku. Debar jantung Faira yang tadinya kuat lambat laun terdengar melemah, ku panik. sangat panik dan memeluk tubuh Faira erat. aku sadar dengan semuanya ketika ku tau dengan jelas bahwa jantungnya tak lagi berdetak, nafasnya tak lagi berhembus. Di tengah desiran ombak yang tenang ini, aku duduk memeluk orangnya cintai dan melewati malam panjang yang paling menyenangkan dalam hidupku sekaligus paling menyedihkan, bersama dengan dia yang tak lagi bernyawa..-THE END-
0 komentar:
Posting Komentar