Bisnis Dahsyat tanpa modal

Sponsor from Chitika

Minggu, 19 Desember 2010

Membisu (puisi)

Membisu
Roil Muhtadin
Jakarta, 23 Juli 2009

Diam
Semua kata telah terpendam
Bibir terkunci rapat dan dalam
Tak bisa terucapkan

Sunyi
Hanya suara jangkrik berbunyi
Mengiringi kepedihan hati

Hampa
Kedingingan segera menerpa
Bergulirnya angin tertiup oleh semesta
Ku masih sendiri menatap angkasa

Lelah
Ku rebahkan diri dalam kemenung jiwa terbelah
Ketika pancaran dalam rimbunan taman memecah
Udara tepian kota kian melemah

Hancur
Menenggelamkan semua kenangan, melebur
Jiwa berdampingan raga terasa terkubur
Oleh pandangan bertaut namanya mulai subur

Membisu
Duduk berhadap pada janji palsu
Lembut seperti kapas dan tisu
Tapi kini hanya bisa buatku terpaku
Sirna pengaharapan penuh sia-sia hiasi kalbu

******************************************

Kau Panggil Aku, Mr. J


karya Roil Muhtadin
Jakarta, 18 Juli 2009

Malam sunyi, taburan bintang
Jadi teman abadi, tumbuh sayap-sayap terbentang
Keheningan yang membawa impian-impian
Penuh harapan, tabuh gendang sergera dimulai pesta tari-tarian

Ketika angkasa teredupkan dari cahaya mentari
Gelap, penuh dunia berwarna hitam
Ku jangkau dirimu dengan sukma hari
Jauh dalam hati, dirimu tertanam

Kau tahu, bukan ingin ku merayu
Pada setiap bait puisi yang tercipta
Dari hati manusia setengah sayu
Hanya pemuas hasrat untuk berkarya
Berkata dirimu, saya jiwang terlalu berlebih-lebihan saja

Luapan emosi ini, perwakilan suara aku
Mungkin kau tak mengerti bahasa keindahan
Atau memang diriku, bercerita dalam kalbu beku
Membuat dirimu tepaku dalam kebingungan

Terbentuk senyum di bibirku,
Kau bertegur sapa pada diruku,
Hei Mr.J, apa kabar?
Ingin tertawa, namun hati ikut tersipu malu
Kaulah pembawa angin segar
Ku hirup dalam-dalam hingga ku rasakan
Aroma alam begitu damai, bersama teman

Belum pernah ku lihat dirimu,
Cantik?, tak tahu daku
Manis?, mungkin saja
Karena kita baru bertemu di dunia maya

Satu hal yang ku tahu, kau
Begitu berarti di kehidupanku
Mungkin terlalu dini untuk mengatakan,
Aku menyanyangimu teman,
Namun itulah yang ada di kalbuku, begitu terasakan
Mengenalmu memang sangat menyenangkan

Memang kau maya yang nyata
Hidup di kediaman berbeda
Bahasa ada kemiripan, tetap budaya tak sama
Semua itu penambah rasa dan warna,
Pada dunia fatamorgana
Semoga kau bahagia di sana
Duhai temanku berdunia maya

Untuk teman yang belum ku jumpa
Terimakasih atas semua pemberian semangat cita
Ingin ku dekap dalam pangkuan bertahta asmara
Ku tahu, kau hanya kawan penuh asa
Saat kerinduan pertemuan, pemanfaatan teknologi memang berguna
Tak kenal batas area

Pertemanan menjadi layak keluarga
Silaturrahim penambah wawasan penuh nuansa bahagia
Bahkan di saat gundah berdetak-detik kesedihan
Semua terlepas dari duka lara yang menyakitkan

****************************************

Jazirah Kepulauan Indonesia

karya Roil Muhtadin
Jakarta, 3 Juli 2009

Kau terbentang dalam garis khatulistiwa
Garis bujur membagi dirimu menjadi tiga
Kaulah Indonesia yang memiliki banyak suku bangsa
Tentu, beragam budaya, adat, bahasa, dan juga agama
Tapi kau disatukan bineka tunggal ika, berlambang garuda
Serta sejarah lampau, sama terukir dalam dada nusa
Dengan merah-putih penghias warna bendera negara
Itulah dirimu, Indonesia

Sabang sampai merauke, tetap satu jua
Ratusan ribu kepulauan, kau bernamakan Nusantara
Pantai indah, laut kaya, sumber daya alam serba ada
dari minyak, batu bara, hingga emas dan intan permata
kaulah Indonesia, sepatutnya kau mensyukuri karuniaNya
Apa lagi setelah kau merdeka dari kolonial Belanda
Bukankah itu anugerah dari yang Kuasa, melalui tangan-tangan pahlawan bangsa
Kini bebas, lepas, mandiri sebagai satu negara, yaitu Indonesia
Di atas tanahmu, kami berpijak untuk senantiasa mengharumkan namamu di mata dunia
Itulah sumpah kami sebagai generesi penerus bangsa
backhome>

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress,Blogger...

sponsor*