Posted: 19 Dec 2010 12:49 AM PST
Chaca, Dina, dan Lisa, adalah sahabat sejati, mereka bersahabat dari kelas 1 SD sampai sekarang, 3 sahabat itu sekarang sekolah di salah satu SMA favorit yang sangat terkenal di kota mereka.Chaca, Dina, dan Lisa sangat populer di sekolahnya, mereka bertiga termasuk siswa pintar dan berprestasi, gak itu aja mereka juga baik dan sering membantu teman- temannya.Mereka juga punya hobi yang berbeda, Chaca hobi basket, Dina hobi shopping, sedangkan Lisa hobi baca buku, gak heran, di usia yang masih sangat muda Lisa udah pake kacamata.Satu komitmen diantara mereka bertiga, yaitu “Persahabatan itu nomor satu”.Gak heran kemana- mana mereka selalu bertiga, gak hanya di sekolah, di luar jam sekolah pun mereka tetap akrab, ya… layaknya sebuah persahabatan, dalam persahabatan mereka juga gak pernah ada rahasia.Hari ini ketiga sahabat itu pergi ke Mall, biasa cewek kalau gak ke Mall apa kata dunia?(itu kata Naga bonar). Selesai belanja, ketiganya makan di kafe favorit mereka.Lagi asyik- asyiknya nongkrong di kafe, tiba- tiba mata Dina tertuju pada sesuatu, apalagi kalau bukan cowok, wajar aja mereka bertiga itu juga lagi jomblo.”Tuh cowok Cute banget…”Ujar Dina, “Mana, mana?”Tanya kedua sahabatnya “Tuh…”tunjuk Dina , mata ketiga cewek- cewek itu melotot melihat cowok yang lagi beli sepatu olahraga.”Kita ke toko itu yuk…”ajak Dina, “Ngapain sich? Aku belom ngabisin makanan ku ini loh..ntar aja ya.. lagi pula tumben banget kamu mau ke toko sport, kamu kan gak hobi olahraga din..”ujar Chaca, “Aduh Chaca… lo gimana sich?kalau ngabisin makanan dulu gak keburu dong… kalo tuh cowok cute itu pergi gimana?ayo cepetan…”Dina menarik tangan Chaca, Lisa pun lari mengejar kedua sahabatnya.“Hai, lagi nyari sepatu ya?”Tanya Dina.”Eh… ehm.. iya kamu ngapain di toko khusus cowok?tanya cowok itu, “Ehmm… aku… nemenin temen ku tuh.”ujar Dina sambil menunjuk Chaca yang lagi pegang bola basket.Cowok itu langsung beralih ke Chaca, “Kamu hobi basket ya?”Tanya cowok itu, “Iya, emang kenapa?”Tanya Chaca.”Ehm… gak apa- apa koq, Tanya aja”.Ujar tuh cowok.”Oh, ya nama kamu siapa?”Tanya Dina, “Kenalkan, nama Ku Aditya, panggil aja Adit, kamu?”Tanya Adit, “Kenalkan nama Ku Dina, dan ini sahabat ku Lisa, dan yang lagi lihat bola basket itu Chaca, dia emang hobi main basket,”ujar Dina.”Bisa minta no HP gak? Siapa tau kapan- kapan kita bisa ketemu lagi.”Tanya Dina.”Oh, boleh koq, kebetulan aku baru ada di sini sekitar seminggu yang lalu, aku belom punya banyak teman, kapan- kapan kita ketemuan ya,”Ujar Adit, “Oh… boleh, boleh, tenang aja..ntar kita atur waktunya dech.”Ujar Dina.Hari ini hari senin, sehabis upacara para siswa masuk ke kelas masing- masing, begitu juga dengan ke tiga sahabat itu, mereka masuk di kelas yang sama.Keadaan kelas kacau, biasa lah kalau gak ada guru, pasti semua siswa merasa “MERDEKA “, tiba- tiba kepala sekolah masuk, keadaan yang tadinya bising seperti pasar, kini seperti rumah sakit, sunyi gak ada keributan sama sekali. “Anak- anak, hari ini Pak Herman Guru Matematika kalian tidak masuk,jadi Bapak harap kalian jangan ribut, dan kerjakan tugas dari saya, halaman 20, kerjakan semua soal- soalnya, nanti jam istirahat kumpulkan di meja, ketua kelas harap mengantar kan ke ruangan saya, mengerti?”Tanya kepala sekolah, “Mengerti Pak…”JawabMurid- murid serempak, “Baik, sebelum kalian mengerjakan tugas, Bapak ingin mengenalkan teman baru sama kalian, Mari nak masuk.”Ujar kepala sekolah, para siswa ricuh mendengar kata- kata kepala sekolah.Sosok cowok,masuk ke kelas itu, “Hai teman- teman… kenalkan nama saya Aditya, panggil saja Adit, saya Pindahan dari luar kota ”ujar cowok itu.”Adit, cukup perkenalannya, sekarang silahkan kamu duduk, dan kerjakan tugas dari saya, kalau belum ada bukunya, pinjam saja dulu sama teman- teman, semua buku- buku pelajaran, bisa kamu ambil di ruangan saya sepulang sekolah, mengerti?”Ujar kepala sekolah, Aditya hanya mengangguk.Saat jam pulang sekolah, ketiga sahabat itu pun pulang, lagi jalan tiba- tiba tiga sahabat itu melihat Adit yang lagi keberatan membawa buku- buku nya, Dina yang emang udah naksir berat sama Aditya langsung menemui Aditya, “Hai Dit, Mau pulang ya?”Tanya Dina. “Iya nich Din.. mana susah lagi bawa buku- buku nya.”Ujar Adit.”Sini aku bantu.”Ujar Dina, “Maaf ngerepotin ya Din..”ujar Adit, “Oh… gak apa- apa koq, “Ujar Dina, Adit tersenyum sambil memandang Chaca. “Sebagai ucapan terimakasih, mau gak kalau kalian ke rumah ku, kita makan siang di rumah ku, kebetulan aku sendirian di rumah, gimana?”Tanya Adit, “Oh.. Boleh, Boleh, iya kan teman- teman?”Ujar Dina.”Dina, kamu sama Lisa aja dech yang ke rumah Adit, aku mau pulang terus langsung ke lapangan untuk latihan Basket.”Ujar Chaca. “Chaca gak asik nih, Ayo dong Cha sekali ini… aja, Please…”bujuk Dina.”Iya Cha, kalo mau latihan basket, di rumah ku juga ada koq lapangan basket, ya.. walaupun gak sebesar lapangan basket biasa.gimana?”Ujar Adit.”Ya udah dech,”Ujar Chaca.Mereka semua pun sampai di rumah Adit,ternyata Adit itu anak orang kaya, Papa dan Mama nya Adit pebisnis, Adit sendiri anak tunggal, jadi dia udah biasa sendirian di rumah yang sebesar ini,paling juga Adit tinggal berdua sama Bik Inah pembantu keluarga Adit.”Yuk, masuk..kalian makan dulu ya?habis itu kalian bisa ke taman belakang, untuk chaca ntar aku antar ke lapangan basket, ok?”Ujar Adit.Selesai makan, mereka semua ke taman yang Adit bilang, di taman itu banyak pohon buah- buahan, juga bunga, benar- benar taman yang asri, gak heran kalau Dina dan Lisa betah di rumah Adit.”Yuk Cha, kita ke lapangan basket.”ajak Adit. Sampai di lapangan Basket, Chaca terkejut melihat lapangan basket punya Adit, “Lo gak salah dit, punya lapangan basket seluas ini, kapan- kapan kalo gue ma temen- temen mo main basket, gue ajak mereka semua ke sini aja kali ya?”ujar Chaca.”Ehm.. ide yang bagus.”ujar Adit, “Lo, gak keberatan?” Tanya Chaca,”Enggak, santai aja kale..”ujar Adit.”Gue tinggal dulu ya, gak enak sama Dina dan Lisa.”ujar Adit, Chaca hanya mengangkat jempolnya.Gak terasa sudah 3 bulan mereka berteman dekat sama Adit, Adit memang anak yang baik dan low profile, gak heran dalam waktu singkat, Adit punya banyak teman, belom lagi Adit mencalonkan diri menjadi Ketua OSIS, bidang olahraga, gak heran kalau Adit dan Chaca semakin dekat, secara Chaca juga anak OSIS di bidang yang sama, yaitu olahraga.Mereka juga semakin sering ke rumah Adit, apalagi Chaca yang punya hobi basket, hampir setiap hari di rumah Adit khusus untuk latihan basket.Kecurigaan antar sahabat mulai muncul, saat Chaca lebih banyak menghabiskan waktunya bareng Adit, terutama setelah mereka terlibat dalam tugas OSIS, yaitu pertandingan persahabatan olahraga Basket antar sekolah.Waktu Chaca di habiskan di lapangan basket bareng Adit.Dina pun mulai cemburu melihat kedekatan Chaca dengan Adit.pertengkaran pun mulai terjadi antar sahabat itu, “Cha, Lo gak kan ambil Adit dari Gue kan?”Tanya Dina. “Maksud Lo apaan sich?”Tanya Chaca.”Gue, gak suka kalau diantara kita makan sahabatnya sendiri.”Ujar Dina.”Gue makin gak ngerti, jelasin yang bener dong?”ujar Chaca.”Lo kan tahu, gue suka banget sama Adit semenjak pertemuan pertama kita di Mall sama Adit, jadi Gue harap Lo jangan makan temen.”Ujar Dina.”Dina… Gue sama Adit gak ada apa- apa koq, Lo tenang aja.. kita dekat hanya karena kita punya hobi yang sama yaitu basket, dan Adit punya lapangan basket di rumahnya, ya wajar kalo gue sering kesana, lagi pula Adit sendiri kan yang bilang kalo gue mo latihan basket di rumahnya aja, ingat gak?”Tanya Chaca.”Ingat koq, tapi jangan keseringan juga kalee… Lo harus menghargai perasaan Gue dong..”Ujar Dina, “Duh, yang lagi cemburu.. iya dech, ntar gue bilang ke Adit, kalo Gue gak bisa sering- sering ke rumahnya, ok?”ujar Chaca,”Makasih ya Cha..”ujar Dina. “Aku Cuma mo ngingatin aja, kalo kita sahabat, kalian masih ingat moto kita kan , “PERSAHABATAN KITA ITU NOMOR SATU” jadi aku gak mau kalo kalian ngerebutin Adit, terus persahabatan kita hancur.“Ujar Lisa.”Tenang aja Lisa…”Ujar Dina.Hari ini, adalah hari yang paling di tunggu –tunggu bukan hanya untuk Adit dan Chaca, tapi juga untuk sekolah, seperti rapat OSIS kemarin, hari ini akan di adakan pertandingan persahabatan antar sekolah, khusus di bidang olahraga Basket.Chaca dan Adit main dalam satu tim, melawan siswa- siswa SMA favorit lain, kali ini mereka melawan SMA BUDI MULIA, sedangkan Chaca dan Adit mewakili sekolah mereka SMA BUDI KARYA, pertandingan mulai berjalan seru, para siswa saling memberikan dukungan pada tim favoritnya, begitu juga dengan sahabat- sahabat Chaca.Selagi pertandingan berjalan alot, tiba- tiba kaki Chaca keseleo tersenggol dengan kaki salah seorang pemain dari SMA BUDI MULIA, “Aduuuh…….”teriak Chaca, penonton yang tadinya berteriak- teriak kini semakin ricuh, hasil akhirnya sekolah Chaca kalah 2:1.Chaca pun di bawa ke ruang UKS, di sana kaki Chaca di balut, “Cha, ku antar pulang ya.”Ujar Adit,”Ehmm.. gak usah dit, Aku bisa sendiri koq, tenang aja aku udah biasa cedera kayak gini, tenang aja ya?Kamu antar Dina dan Lisa aja, aku bawa sepeda koq.”Ujar Chaca.”Cha, kamu bandel amat sich, kaki kamu tuh keseleo, gak mungkin kalo kamu naik sepeda,udah aku antar aja, ya?”ujar Adit.Chaca hanya bisa pasrah, saat adit menggendongnya ke Mobil, di lain pihak ada rasa cemburu di hati Dina melihat keakraban Chaca dengan Adit.”Kamu cemburu ya Din,aku yakin Chaca gak ada maksud koq?kamu pulang bareng aku aja ya?”Ujar Lisa,Dina hanya mengangguk.Semenjak itu, Adit mulai sering datang ke rumah Chaca, mereka semakin akrab, sebenarnya Chaca gak ingin kalau Adit sering- sering main ke rumahnya,alasan Chaca Cuma satu dia gak ingin sahabatnya Dina salah paham, tapi Chaca gak bisa bilang ke Adit, karena itu hanya jadi rahasia mereka aja.Malam ini, Chaca lagi nonton TV, tiba- tiba bell di rumah Chaca berbunyi, Chaca langsung membuka pintu, “Adit…”Chaca terkejut melihat kedatangan Adit. “Koq, kaget gitu sich Cha?Aku kan udah sering main kesini, kamu gimana sich?”Tanya Adit.”Mo ngapain?” Tanya Chaca ketus.”Kamu kenapa sich Cha, lagi BT ya?”Tanya Adit. “Ehmmm.. enggak koq, ngapain bawa bunga, kamu kan tahu aku gak suka bunga.”ujar Chaca.”Kamu gak nyuruh aku masuk?”Tanya Adit. Chaca pun menyuruh Adit masuk.“Cha, ini bunga untuk kamu.Cha aku mo ngomongin hal penting sama kamu.”Ujar Adit.”Mo ngomongin apaan sich Dit?emang gak bisa hari senin aja ya?”Tanya Chaca. Adit hanya menggeleng kan kepalanya.”Cha, semenjak pertemuan pertama kita di toko olahraga waktu itu, aku udah suka sama kamu, aku juga gak nyangka kalo kita bisa ketemu lagi di sekolah.” Ujar Adit.”Aku mau kita pacaran.”ujar Adit lagi.Chaca kaget setengah mati mendengar pernyataan Adit, “emang sich Aku suka sama Adit, tapi aku gak mungkin khianatin sahabat aku sendiri.”batin Chaca.”Cha, gimana?kamu terima aku kan?” Tanya Adit.”Ehmm… Sorry Dit, Aku gak bisa. Lagi pula ada seseorang yang suka sama kamu.”ujar Chaca.”Siapa?”Tanya Adit.Sebelum Chaca menjawab pertanyaan Adit, tiba- tiba,”Cha,Lo pengkhianat, Lo bilang Lo gak suka ma Adit, sekarang semua udah jelas.” Dina marah besar sama Chaca.”Din, ini gak seperti yang lo lihat.” Ujar Chaca, tapi semua terlambat Dina lari meninggalkan Chaca dan Adit.Hari ini Dina gak datang lagi ke sekolah, gak ada pemberitahuan sama sekali sama sekolah, jangankan sekolah, Chaca dan Lisa pun gak tau Dina kemana.”Cha, kira- kira si Dina kemana ya? masa udah 3 hari gak ada pemberitahuan, dia ada ngabarin Lo gak?”Tanya Lisa, Chaca hanya menggeleng.”Lo kenapa Cha?sakit ya?”Tanya Lisa.”Lisa, Gue tahu kenapa Dina gak datang.”Ujar Chaca.”Maksud Lo?”Tanya Lisa. Chaca pun menceritakan kejadian yang dialaminya sama Dina dan Adit sabtu kemarin.”Astaga cha….. jadi kalian rebutan si Aditya? Lo tau kan, kalo Dina suka sama Adit?Cha, persahabatan itu lebih penting, Lo ingat moto kita kan?”Tanya Lisa. “Gue tahu, masalahnya Gue gak tahu kalo saat Adit nembak Gue, Gue gak tau kalo Dina datang ke rumah Gue. Lagi pula Gue nolak Adit koq,”Ujar Chaca.”Terus, si Dina tau Lo nolak Adit?”Tanya Lisa.”Gak, masalahnya, jawaban nya baru gue kasih waktu Dina pergi ninggalin gue sama Adit.”Ujar Chaca.“Cha, ntar pulang bareng ya?”ajak Adit. “Gak bisa, Chaca bakal pulang bareng gue, kami mau ke rumah Dina.”Ujar Lisa.”Ya udah kalo gitu gue ikut ya?”ujar Adit.”Denger ya dit, Gue, Dina, dan Chaca itu bersahabat jauh sebelom Lo datang, Gue gak mau persahabatan kami hancur gara- gara Lo, ngerti?” ujar Lisa.”Maksud nya apa sich?”Tanya Adit.”Adit, Dina tuch suka dan sayang banget sama Lo, jadi gue gak mau mengkianati dia.”Ujar Chaca.”Cha, lo hanya tinggal jawab lo suka ato gak sama Gue, itu aja koq, kalo lo emang suka ma gue, urusan Dina bisa gue yang ngejelasin ke dia. Gue yakin dia bakal ngerti koq.”Ujar Adit.”Cha, gak usah peduliin dia, kita ke rumah Dina sekarang.”Ujar Lisa sambil menarik tangan Chaca.Chaca dan Lisa sudah sampai di rumah Dina, mereka langsung ke kamar Dina.”Ngapain Lo ke sini Pengkhianat?”Dina benar- benar emosi melihat kedatangan Chaca.”Din, Gue sama Adit gak ada hubungan apa- apa. Adit emang nembak Gue, tapi Gue gak balas Adit koq,” Ujar Chaca. “Tapi Lo suka ma Adit kan?”Tanya Dina, “Gak Din, Sueerr…Gue lebih mentingin persahabatan kita, Gue gak mungkin khianatin temen gue sendiri.”Ujar Chaca.”Chaca bener Din, buktinya waktu tadi Adit ke rumah Chaca, kita langsung pergi ke sini dan kita gak perduliin si Adit.”Ujar Lisa.Untunglah suasana mulai clear.Chaca, Lisa ,dan Dina mulai seperti dulu.Mereka sekarang ada di kafe tempat mereka sering nongkrong.Lagi mereka makan, tiba- tiba Lisa melihat Adit dengan seorang cewek, “Liat tuh, Si Adit jalan ma cewek.”Ujar Lisa. Chaca dan Dina melihat ke arah yang di tunjuk Lisa, mereka melihat Adit menggandeng tangan cewek manis berambut panjang, “Tuh, kalian lihat kan cowok yang jadi rebutan kalian itu, Adit, baru aja sebulan yang lalu kejadian yang buat persahabatan kita hampir hancur, sekarang kalian lihat kan?Adit itu emang cowok play boy, dia Cuma mau menghancurkan persahabatan kita aja. “ujar Lisa.Akhirnya Chaca sampai di rumah, tiba- tiba, “Non Chaca, tadi Mas Adit datang ngasih surat buat Non, surat nya Bibik taruh di kamar.”ujar Bibik. Chaca langsung ke kamar dan membaca surat Adit.“Dear Chaca.Maaf karena kehadiran aku, persahabatan kamu dan yang lain jadi rusak,Aku memang bener- bener sayang sama kamu Cha, semenjak aku tahu kalau Dina juga suka sama aku, jujur perasaan aku tetap sama kamu, aku ingin mempertahankan kamu, tapi seperti kata Lisa, persahabatan kalian jauh lebih penting, dan aku gak bermaksud merusak persahabatan kalian.sekali lagi aku minta maaf, semoga persahabatan kalian bisa abadi”.(Adit ).“Terimakasih Dit, kamu emang cowok yang baik, terimakasih karena kamu menghargai persahabatan kami, terimakasih juga untuk semua yang udah kamu berikan sama aku.kamu benar Dit, persahabatan ku jauh lebih penting dari apa pun juga.” batin Chaca.bersambunG.....
backhome>
0 komentar:
Posting Komentar